Tari Cakalele: Asal, Sejarah,Gerakan,Keunikan Hingga Fungsi

Tari cakalele

Tari Cakalele-Seni tari merupakan salah satu sarana yang terbaik untuk menyampaikan pesan dengan unsur kesenian. dimana kebudayaan pada masyarakat terdapat unsur kesenian dalam mengungkapkan rasa keindahan di jiwa manusia yang diwariskan secara turun temurun.

Tarian pada umumnya mempunyai tujuan tersendiri, diantaranya: sebagai wujud penghormatan atau upacara agar diberikan keselamatan dan perlindungan, sebagai sarana hiburan masyarakat serta sebagai sebuah edukasi melalui tarian.

Tari Cakalele

Diantara banyaknya tarian yang terkenal di Indonesia, tari cakalele berasal dari maluku merupakan salah satu tari yang cukup terkenal, jenis dari tari ini berupa perang tradisional maluku yang fungsinya untuk penyambutan para tamu agung maupun untuk acara perayaan adat. berkas berikut ini akan mengulas secara lengkap tentang tarian tradisional cakalele dari maluku.

Asal Tari Cakalele

Tari cakalele

Seperti yang telah disinggung sedikit di awal, bahwa tari cakalele berasal dari daerah maluku, tepatnya di kecamatan banda, kabupaten maluku tengah, Provinsi maluku. Keberadaan tari ini dapat ditemui di berbagai daerah di maluku, Tari tradisional ini memiliki keterikatan erat dengan desa adat di maluku.

Tari tersebut hanya dimiliki desa adat, di kepulauan banda terdapat dua belas desa dan hanya ada delapan desa adat saja.Karena tarian ini berasal dari maluku, tarian yang disajikan nya pun kental akan budaya maluku, mulai dari busana, alur cerita bahkan gerakan tarinya. 

Sejarah Tari Cakalele

Tari cakalele

Berdasarkan sejarah yang ada, asal usul tari cakalele ini mempunyai sejarah begitu panjang yang bersangkutan dengan masyarakat maluku, karena tari tradisional maluku tersebut sudah ada sejak dahulu yang diwariskan oleh para leluhur atau nenek moyang mereka.

Sebelum lanjut membahas sejarah tari tradisional tersebut, alangkah baiknya kita mengetahui sekilas apa yang dimaksud tari cakalele? berdasarkan sumber dari kemendikbud, bahwa nama cakalele secara etimologi berasal dari kata caka yang mempunyai arti setan atau roh dan lele artinya mengamuk.

Sedangkan secara terminologi tari cakalele mempunyai arti setan atau roh yang mengamuk, makna mengamuk disini sesungguhnya adalah tarian yang sakral. Maka dari itu tarian ini tidak sembarang orang yang bukan dari kepulauan banda bisa mementaskan tarian tersebut.

Kembali ke sejarah tarian cakalele dimana tari ini konon adalah tari peperangan yang dilakukan oleh masyarakat adat desa, tari ini menggambarkan tentang perlawanan masyarakat banda saat melawan penjajah portugis. 

Karena pada zaman penjajahan, desa-desa di kepulauan banda terjadi peperangan antara masyarakat adat setempat dengan penjajah. penjajah berusaha untuk mengubah tatanan budaya dan adat yang sudah ada.

Disisi lain, tari tradisional cakalele juga menjadi dari bagian proses penghormatan terhadap leluhur masyarakat maluku yang berprofesi seorang pelaut, Sebelum para pelaut pergi untuk melaut, akan ada ritual dengan mengadakan acara pesta makan, minum dan menari bersama-sama.

Properti Tari Cakalele

Tari cakalele

Tari tradisional asal maluku tersebut pada umumnya ditarikan dalam kelompok besar dengan penari berjumlah 30 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. properti tari yang digunakan oleh penari pria pada tari cakalele adalah salawaku yang terdiri dari parang dan perisai. Sedangkan penari perempuan akan memakai lenso atau sarung tangan.

Untuk kostum penari cakalele menggunakan baju berwarna kuning dan merah, yang didominasi oleh warna-warna cerah, kostum tersebut dipakai oleh penari pria dan biasanya terdapat aksesoris tambahan penutup kepala yang terdapat bulu berwarna putih.

Makna dari celana tari cakalele yang memiliki warna merah menyimbolkan akan keberanian, kepahlawanan dan patriotisme dari masyarakat adat maluku, sedangkan makna dari pedang yang dibawa saat pementasan tari cakalele menyimbolkan martabat masyarakat adat maluku yang harus di jaga seutuhnya.

Adapun makna dari perisai dan teriakan adalah melambangkan suatu ketidakadilan atau bentuk protes terhadap pemerintah yang tidak berpihak ke masyarakat kecil, masih terdapat beberapa properti yang digunakan dalam tarian tradisional ini, berikut properti tari cakalele adalah

Lenso

Properti tari cakalele yang satu ini wajib ada dalam tarian cakalele, karena properti tersebut merupakan salah satu properti yang digunakan oleh penari wanita, secara khusus lenso atau sapu tangan tersebut mempunyai makna sebagai ucapan perpisahan atau selamat tinggal kepada para pejuang yang pergi untuk berperang.

Hiasan kepala

Berikutnya tari cakalele menggunkan properti berupa hiasan kepala, semua para penari cakalele laki-laki diwajibkan memakai properti tersebut, namun terdapat perbedaan yang signifikan antara penari yang berperan cakalele dengan penari biasa. Perbedaan tersebut berada di aksesoris dan komponen manik-manik nya yang diletakkan di permukaan hiasan kepala.

Samarang

Samarang merupakan sebuah properti yang menyerupai pedang terbuat dari besi, konon samarang ini berdasarkan struktural menggambarkan sosok ayah. Ukuran dan bentuk sudah diatur dengan jelas, yang pada nantinya properti tersebut akan digunakan oleh penari laki-laki sebagai bentuk keberanian.

Salawaku

Properti salawaku ini berbanding terbalik dengan samarang, jika properti samarang menggambarkan sosok ayah, salawaku ini menggambarkan sosok seorang ibu. Untuk bentuk nya pun tidak terlalu jauh berbeda dengan properti samarang.

Yang menjadikannya berbeda hanyalah tambahan pada bagian ornamen yang diberi pernak-pernik cantik, dalam penggunaanya properti ini akan dipegang oleh penari dengan tangan kiri nya selama tari cakalele dipentaskan

Kostum penari

Kostum yang digunakan dalam tarian cakalele tersebut antara laki-laki dan perempuan berbeda, kostum yang digunakan oleh penari pria biasanya didominasi oleh warna yang cerah, seperti warna merah dan kuning. Sedangkan para penari perempuan menggunakan baju pakaian adat khas maluku yang berwarna putih.

Iringan musik

Tentunya dalam setiap pementasan tari terdapat komponen atau properti alat musik, yang berguna sebagai iring-iringan tarian cakalele. Alat tersebut berupa gong, bisa dan tifa dengan menggunakan tiga alat ini akan membuat pertunjukan tari lebih menarik dan ritme dan tempo tarian akan lebih teratur.

Gerakan dan Pola lantai Tari Cakalele

Tari cakalele

Latar Belakang dari tarian daerah maluku cakalele tersebut menggambarkan semangat juang para pejuang saat akan pergi ke medan perang, maka gerakan tari cakalele ini memiliki gerak lincah dan meriah. Misalnya terdapat gerakan jingkrak-jingkrak yang mengikuti iringan alat musik.

Gerakan tersebut sebagai mengobarkan semangat juang, ada juga gerakan yang ditarikan para penari wanita dengan melambaikan sapu tangan nya, gerakan itu memiliki pesan sebagai ucapan selamat tinggal kepada para pejuang yang akan pergi untuk perang.

Tari tradisional cakalele adalah tari yang memiliki unsur magis dan sakral, namun tari ini dalam pementasan nya tetap seperti tari pada umumnya yang menggunakan pola lantai agar saat pementasaan para penari tidak kebingungan.

Lantas apakah pola lantai tari cakalele? Pola lantai tari cakalele yaitu berbentuk sebuah pola garis lurus yang horizontal, namun terkadang juga menggunakan pola kombinasi untuk terlihat meriah pada tarian tersebut.

Keunikan Tari Cakalele

Tari cakalele

sama halnya dengan tarian tradisional lainnya, tarian cakalele ini juga mempunyai keunikan yang menjadi daya tarik wisatawan dari berbagai daerah atau bahkan bisa mengundang minat para wisatawan mancanegara, berikut ini keunikan yang dimiliki tari cakalele:

Penari didominasi oleh laki-laki

Walaupun dalam pementasan tari ini dapat dimainkan oleh laki-laki dan perempuan, namun penari laki-laki lebih mendominasi. Penari perempuan berperan hanya sebagai pengiring tari cakalele dengan gerakan menghentakan kaki.

Disertai dengan teriakan unik

Adapun keunikan lain yang dimiliki tarian cakalele adalah adanya suara teriakan dari para penari saat pertunjukan. Penari tersebut meneriakan kata “ualle” yang diteriakan beberapa kali, uale sendiri mempunyai arti darah yang membanjir.

Tujuan dari berteriak menggunakan kata uale yaitu untuk memantik semangat para penari dan untuk penekanan yang menggambarkan kondisi perang atau berlaut.

Menggunakan darah untuk diminum

Pada zaman dahulu terdapat ritual meminum darah musuhnya sebelum para penari mulai mementaskan tari cakalele, tujuan dari meminum darah tersebut yaitu sebagai bentuk persembahan pada roh leluhur. Namun ritual tersebut saat ini sudah digantikan dengan darah ayam, akan tetapi terkadang ritual tersebut tidak disajikan, karena bukan inti dari tarian cakalele.

Fungsi Tari Cakalele

Tari cakalele

Tari tradisional cakalele khas maluku ini mempunyai fungsi sebagai tari penyambutan kepada tamu agung yang datang di kepulauan banda.Tarian tersebut termasuk kedalam tari sakral yang dalam pementasannya tidak sembarang orang bisa melakukan, terlebih orang-orang diluar pulau banda.

Tari cakalele hanya bisa ditarikan oleh masyarakat adat lokal pulau banda, dalam pertunjukan nya pun tidak bisa dilakukan setiap saat, karena tarian ini masih mempunyai hubungan dengan tradisi adat buka kampong (desa) dan tutup kampong. Proses adatnya pun memerlukan waktu yang tidak begitu cepat dan biaya yang dibutuhkan cukup banyak. 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *