Tari Caci: Sejarah, Makna dan Keunikannya

Tari Caci

Tari Caci-Flores merupakan sebuah pulau yang sudah banyak diketahui banyak orang, karena keindahannya. Sebuah pulau yang terletak di Nusa Tenggara Timur (NTT) mempunyai spot wisata yang menarik dikunjungi seperti labuan bajo dan pulau komodo.

Namun apakah kalian tahu, bahwa flores selain terkenal dengan wisata dan keindahan alamnya, terdapat sesuatu yang menarik untuk dibahas, seperti keberagaman suku, adat sampai kesenian flores. Diantara yang menarik dibahas adalah tari caci yang menjadi seni tari khas flores.

Sejarah Tari Caci

Tari Caci

Berdasarkan sejarah, Tari caci dahulu digunakan sebagai ajang pembuktian untuk mencari kebenaran siapa yang salah dan siapa yang benar. Tari ini memiliki konsep seperti tarian perang yang dilakonkan oleh dua orang pemuda yang menggunakan senjata berupa pecut dan perisai.

Semakin banyak luka cambuk di tubuh, akan menjadi lebih terpandang laki-laki tersebut. Masyarakat menganggap laki-laki yang ikut tari caci akan terlihat lebih dewasa dan dipandang lebih hormat 

Seorang laki-laki yang ikut tari caci akan terlihat dewasa dan akan dipandang lebih hormat di mata perempuan maupun tetua adat, karena bagi masyarakat setempat tari caci merupakan bagian dari sebuah proses sakral untuk menuju kedewasaan.

Meskipun tarian caci memiliki unsur kekerasan yang begitu kuat, namun tari ini sebenarnya mempunyai filosofi sebagai pesan sportivitas, saling menghormati dan damai.

Sayangnya tari khas flores tersebut sudah mulai ditinggalkan, karena faktor modernisasi, banyak kaum muda sudah terpengaruh oleh perkembangan zaman. 

Seni tari tersebut masih dimainkan sampai sekarang, namun esensi dari seni tari  yang dahulu sebagai penentu akan kedewasaan laki-laki dan penghormatan laki-laki sudah tidak lagi menjadi tolak ukur. 

Tari caci biasanya akan dimainkan oleh masyarakat manggarai usia 25-50 tahun, dalam acara-acara tertentu seperti, musim panen, ritual tahunan dan upacara besar lain. yang saat ini alur ceritanya lebih ke arah keakraban dan persaudaraan.

Makna Tari Caci

Tari caci

Secara etimologis tarian caci merupakan gabungan dari dua kata “ca” memiliki arti satu dan “ci” yang berasal dari ciyang berarti lawan atau uji. 

Jadi berdasarkan kata tersebut tari caci merupakan sebuah proses dalam menentukan tingkat kedewasaan para kaum muda flores dengan menguji ketangkasan di dalam pertarungan satu lawan satu.

Namun secara harfiah tari caci juga bisa diartikan sebagai salah satu tarian yang dimainkan satu lawan satu, ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa tari caci tersebut berasal dari sebuah nyanyian dari para penari yang berbunyi “ca ci ca ci”  saat pertunjukan.

Terdapat tiga makna sekaligus yang terkandung dalam tari ini, yakni Naring, Hiang dan Mengkes, Naring mempunyai arti memuji, Hiang artinya menghormati dan mengkes memiliki sebuah arti bergembira.

Sehingga dapat diartikan, tarian ini merupakan ekspresi kebahagiaan yang dilakukan untuk menunjukkan penghormatan pada lawan dan mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan yang menciptakannya.

Properti Tari Caci

Tari caci

para penari caci dalam pementasan akan diberikan aksesor sebagai properti tambahan untuk menambah kesan yang kuat dan memberikan daya tarik pada tarian. Berikut ini properti yang digunakan dalam tari caci:

Perisai

Perisai merupakan aksesoris yang wajib digunakan dalam tari caci, perisai ini berguna untuk melindungi diri dari serangan lawan, perisai ini terbuat dari bambu dan rotan yang dibentuk bulat dan dilapisi oleh kulit kerbau yang sudah kering. Ta’ang merupakan sebutan bagi laki-laki yang menjadi penangkis lecutan lawan.

Cambuk

Cambuk merupakan bagian dari properti yang wajib ada dalam tari caci, karena cambuk dan perisai adalah senjata utama pada tarian ini. cambuk merupakan senjata utama untuk menyerang lawan, senjata ini terbuat dari bahan kulit kerbau maupun kerbau kering.

Dan bagian pegangannya terbuat dari kulit kerbau yang ujung nya diberi kulit kerbau lebih tipis dan sudah dikeringkan sebelumnya atau biasanya disebut dengan lempa.

Celana

Dalam tarian khas flores, Nusa Tenggara Timur ini menggunakan bawahan berupa celana panjang yang berwarna putih dan dipadukan dengan kain khas manggarai (songket).

Topeng

Untuk bagian atas atau kepala, pemain tari menggunakan topeng yang berbentuk seperti tanduk kerbau, masyarakat setempat biasa menyebutnya dengan penggal. 

Bahan yang digunakan dalam membuat topeng berupa kulit kerbau yang sudah mulai mengeras dan ditambah hiasan kain berwarna-warni. Pemakaian nya cukup sederhana, sebelum penari menggunakan topeng, wajah penari dibalut dengan destar atau handuk terlebih dahulu.

Alat Musik

Alat musik untuk pengiring tarian ini biasanya berupa gong, gendang dan di ikuti nyanyian lagu daerah manggarai Nusa Tenggara Timur. 

Dengan ada nya iringan musik akan menambah keseruan pada tari caci, yang memiliki gerak seperti orang bertarung dan menambah semangat juang.Musik tersebut memiliki tempo yang lumayan cepat, sehingga mampu menyelaraskan dengan gerak tari yang berjalan seperti pertarungan.

Giring-giring

Giring-giring merupakan sebuah gelang yang digunakan di pergelangan tangan penari, untuk hiasan tambahan, gelang tersebut akan berbunyi saat para penari bergerak dengan lincah, sehingga dengan adanya gelang tersebut ikut meramaikan pertarungan.

Gerakan Tari caci

tari caci

Gerak pada tari caci terbagi menjadi dua kategori antara penyerang dan bertahan, gerak tersebut dilakukan secara bergantian dengan bertukar posisi.

Dimana gerakan inti dari tari ini yaitu dengan mencambuk ke arah lawan, dan pihak satunya harus bertahan dengan menggunakan perisai yang dibawa. 

Dalam pementasan nya akan diiringi oleh alat musik berupa gong, gendang dan nyanyian dari pendukung kedua belah pihak, jadi jika dari salah satu anggota mereka yang bertarung, maka akan diberi dukungan dengan cara menari sambil bersorak-sorak sebagai pendukung.

Jadi pada intinya gerakan pada tari caci yaitu menyerang dan bertahan.

Pola Lantai Tari Caci

tari caci

Tari caci sebenarnya tidak mempunyai pola yang paten, karena karakter tarian ini adalah bertarung, penari leluasa bergerak ke arah manapun dengan tujuan dapat mencambuk lawan nya. 

Namun, pola yang sering terlihat dalam tari tersebut adalah pola berbentuk vertikal. pola tersebut dapat dilihat di bagian kaki penari yang menggerakan kakinya maju dan mundur, untuk menyerang sekaligus menghindari lawan

Bentuk vertikal sendiri mempunyai makna secara filosofis, yaitu merepresentasikan hubungan manusia dan tuhannya.

Keunikan Tari Caci

Tari caci

Tari caci yang merupakan tarian adat flores, Nusa Tenggara Timur tersebut mempunyai keunikan tersendiri. Dimana pada tari ini banyak adegan saling melukai dengan cara mencambuk, mungkin bagi para penonton yang melihat hal itu tidak diinginkan.

Namun beda halnya dengan para pemuda suku manggarai yang ada di flores, cambukan merupakan suatu kebanggaan, sukacita dan menjadi kesenangan.

Cambukan merupakan keunikan dari tari caci asal Nusa Tenggara Timur, dan tarian ini dianggap sebagai proses pendewasaan bagi laki-laki flores. 

Walaupun tarian ini memiliki nuansa kekerasan, justru tarian ini memiliki keunikan yang terdapat dalam filosofi nya yang sangat menjunjung perdamaian dan sportifitas yang tinggi. Para penari tidak ada yang dendam saat melakukan tarian caci, bahkan saling berbagi semangat dan saling menghargai. 

Penutup

Demikian isi berkas kali ini mengenai sejarah hingga keunikan dari tari caci yang merupakan tarian adat khas flores, Nusa Tenggara Timur. Jika kalian mengunjungi pulau tersebut tidak ada salah nya mengunjungi pulau manggarai untuk melihat tarian ini.

Sebuah tarian yang menjunjung etika moral kemanusiaan yang tinggi, dan menggambarkan semangat juang masyarakat flores.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *