Tari suling dewa? mungkin kalian merasa aneh bukan mendengar nama tarian tersebut, apa mungkin ada tarian itu. Jadi tari suling dewa ini merupakan sebuah seni tari yang diperuntukan untuk memanggil hujan, tari suling berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Dengan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia, tak heran jika memiliki banyak tradisi yang unik seperti ritual memanggil hujan, selain di lombok ada beberapa daerah yang mempunyai tradisi serupa, seperti tradisi unjungan, di daerah purbalingga dan tari sintren di cirebon.
Bahkan tradisi untuk memanggil hujan ini juga terjadi di mancanegara, seperti di thailand dengan tradisi rocket festival dan di amerika yang mempunyai tradisi rain dance.
Khusus edisi tari kali ini, berkas akan membahas tuntas mengenai tarian suling dewa, dari sejarahnya hingga busana yang digunakan.
Asal Usul Tari Suling Dewa
Berdasarkan situs yang resmi dari warisan budaya.kemdikbud.go.id, bahwa Asal usul atau sejarah dari tari suling dewa dilatarbelakangi terjadinya musim kemarau yang panjang di wilayah lombok, tepatnya di desa bayan. Lombok Utara.
Ketika itu musim panas menimbulkan tidak tumbuhnya berbagai jenis tanaman, sehingga membuat aktivitas dan kehidupan warga terganggu, karena tidak adanya stok bahan pangan yang bisa untuk dikonsumsi, jika tidak segera teratasi maka masyarakat bisa mati kelaparan.
Dikemudian hari ada seorang sesepuh tokoh adat dari desa bayan yang konon mendapat pencerahan dengan mendapat suara bisikan dari langit.
Setelah mendapat bisikan misterius, membuat para tokoh adat dan masyarakat sepakat dalam menjalankan ritual untuk memanggil hujan dengan menggunakan tarian suling dewa dan sampai sekarang tari suling dewa merupakan tarian tradisional masyarakat lombok
Dimana pada saat itu suling dibuat dengan bambu yang ukuran nya disesuaikan, dan nada pertama kali dimainkan adalah nada bo-daya, yang artinya atas selatan, sesuai dengan letak geografis masyarakat bayan yang berada di utara gunung di lombok.
Masyarakat meyakini bahwa suara dari suling tersebut mampu menjadi perantara komunikasi dengan langit sehingga air hujan turun saat suara suling tersebut dimainkan. Masyarakat juga meyakini bahwa suling memiliki makna filosofis, layak nya manusia.
“Seruling tidak akan mengeluarkan suaranya jika tidak ditiup, begitup dengan manusia itu sendiri, manusia tidak akan hidup jika tidak ada roh yang diberikan oleh sang pencipta.”
Tarian suling dewa tersebut dibawakan oleh seorang amaq loak yang merupakan pewaris suling dewa dan dua orang yang disebut nan gending sebagai pembawa tembang sebagai penyelaras suling dalam pertunjukan.
Fungsi dari tarian suling selain untuk memanggil hujan, juga diyakini bisa digunakan mengusir binatang buas yang mengganggu.
Proses Menjelang Tari Suling Dewa
Dalam pelaksanaannya tari suling dewa membutuhkan persiapan terlebih dahulu, hal tersebut juga termasuk salah satu keunikan yang dimiliki dari tarian ini. persiapan yang dibutuhkan seperti, para sesepuh tokoh adat menghidangkan sesaji di dalam wadah yang disebut dengan bale, sebelum tarian itu dilakukan.
Di dalam wadah itu terdapat isian yang bermacam-macam seperti air, kembang gula aren, sirih, beras kuning 4 telur ayam dan ayam hitam, setelah semua sajian sudah terpenuhi, maka selanjutnya para sesepuh akan melakukan membacakan mantra sebagai proses untuk memulai ritual, dan disela mantra itu juga menggunakan ayat suci al-quran.
Setelah mendapatkan izin, maka para penari yang terlibat dalam acara tersebut akan keluar dari bale (tempat pertunjukan tari) yang diikuti dengan pembawa sesaji, kemudian mereka langsung membentuk formasi yang sesuai dengan tradisi tarian itu.
Dimana formasi terdiri dari pembawa sesaji ditempatkan di depan dan diikuti para penari di belakangnya, semua orang yang ikut andil dalam tarian suling dewa akan memberikan penghormatan dengan cara menundukan kepala, setelah tahapan itu selesai, maka ritual tersebut dapat dilaksanakan
Kostum dan Alat Musik Tari Suling Dewa
Hal yang unik dari tarian suling dewa selain dari proses nya, juga terletak pada kostum dan alat musik yang digunakan, dalam tarian suling dewa, para penari hanya memakai pakaian yang cukup sederhana.
Dimana kostum yang digunakan penari pria, hanya sarung dan selembar kain yang dipakai di pinggang. sedangkan untuk busana penari perempuan berupa kemben, sarung dan selendang.
Selain pakaian tari yang digunakan cukup sederhana, sama halnya dengan alat musik untuk iring-iringan tarian suling dewa.
Pengiring tarian ini menggunakan alat sederhana hanya menggunakan suling sebagai alat musik utama nya, namun ada juga untuk pengiring suling yang dinamakan inan gending yang bertugas menembang atau membaca syair.
Ringkasan
Tari suling Dewa merupakan sebuah seni tari yang berfungsi untuk mendatangkan hujan, yang dilakukan masyarakat lombok utara di daerah bayan, namun untuk saat ini tarian tersebut juga berfungsi sebagai pengusir hewan bahkan bisa menjadi tarian pengobatan.
Tari suling dewa merupakan bagian dari tradisi adat setempat, tentunya tarian ini mempunyai filosofi yang begitu dalam, sehingga menjadikan tarian suling dewa bagian dari kesenian yang diyakini masyarakat NTB khususnya daerah bayan,sebuah tradisi warisan nenek moyang.